Saturday, July 02, 2005

 

Bertemu Mahasiswa, Rombak MWA

# PR Pak Rektor Baru

Mahasiswa UPI memastikan sikapnya untuk tetap menolak siapa pun rektor yang dipilih MWA. Inilah klimaks penolakan mahasiswa terhadap perubahan status UPI menjadi BHMN. Tentu, hal ini menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) rektor terpilih. Bagaimana Sunaryo menyikapi mahasiswa?

“Saya berencana bertemu dengan mahasiswa. Pada prinsipnya, harus terbangun suasana komunikatif antara pimpinan universitas dengan mahasiswa,” ujarnya, kemarin. Menurutnya, aspirasi mahasiswa harus diakomodasi secara proporsional.

Meski begitu, pria yang menjadi Pembantu Rektor II UPI sejak 1995 tersebut meminta agar mahasiswa memahami norma-norma kelembagaan. Tidak semua hal bisa melibatkan mahasiswa. Guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini juga masih tetap menilai keterlibatan mahasiswa dalam MWA tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 tahun 2004 tentang penetapan UPI menjadi BHMN.

Selain berencana menyambangi mahasiswa, Sunaryo juga membawa kabar lain dari Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo di Jakarta. Dia mengaku tidak mendengar langsung pesan dari Jakarta itu. Maklum, saat sidang MWA berlangsung, calon rektor tidak ada di tempat. Dari cerita yang disampaikan kepada Radar menyiratkan adanya pesan Mendiknas untuk merombak komposisi MWA.

Sebelumnya, wacana perombakan MWA juga sempat mengmuka di kalangan terbatas. Ujungnya, anggota Komisi X DPR RI meminta penjelasan langsung dari rektor UPI sebelum Sunaryo, M. Fakry Gaffar.

“Peninjauan komposisi MWA merupakan pesan pemerintah. Pendapat pemerintah menjadi perhatian penting pimpinan universitas. Sepanjang yang saya pahami pemerintah meminta peninjauan itu. Namun, secara tertulis saya belum menerima permintaan itu,” paparnya hati-hati.

Sementara itu, dari informasi yang berhasil dihimpun Radar berkembang wacana kepemilikan perusahaan milik ikatan alumni (IKA UPI) berbau kolusi. Menurut sumber Radar, PT Yaika Gema Utama, nama perusahaan milik IKA, hanya menjadi perpanjangan tangan kelompok tertentu. Bukan hanya itu, sejumlah dokumen perusahaan juga memunculkan aroma tidak sehat. Sebuah salinan dokumen yang diperoleh Radar menunjukkan adanya pernyataan terbalik dari direktur utama PT Yaika Gema Utama.

Terungkapnya kebohongan bermula saat induk asosiasi profesi yang menaungi perusahaan alumni ini melayangkan surat berisi penyampaian kebohongan itu. Surat juga dilengkapi dengan secarik pernyataan bukan pegawai negeri sipil (PNS) dari sang direktur PT Yaika. Bohong, karena saat Radar menelusuri lebih jauh, ternyata yang bersangkutan menjadi PNS di salah satu unit kerja di UPI.

Entah, apakah yang terakhir ini turut menjadi PR Pak Rektor? (*)

[Sebelumnya naskah ini dimuat di Harian Pagi Radar Bandung, harian lokal milik Jawa Pos Grup, pada 26 Juni 2005]

DISCLAIMER

Hak cipta dari isi, berita dan materi di situs ini adalah milik dari sumber yang bersangkutan. Saya sama sekali tidak berniat untuk melakukan pembajakan dari sumber manapun.
Jika ada yang berkeberatan dengan pemuatan isi, berita ataupun artikel yang ada di web saya, silakan anda hubugi saya dan saya tidak akan keberatan untuk menurunkan isi materi tersebut.
Comments: Post a Comment

<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?